Bagaimana Perbankan Digital Mentransformasi Bank ke dalam Genggaman Tangan?


sumber: pexel
Beberapa tahun terakhir sektor perbankan telah mengaplikasikan teknologi finansial (Selanjutnya disebut tekfin) pada berbagai produk keuangan baik dalam bentuk pinjaman dan pembayaran. Investasi dalam skala besar pada pengembangan tekfin menjadi langkah perbankan untuk mewujudkan keuangan inklusif hingga ke pelosok daerah. Didukung dengan jangkauan internet yang sudah menyebar ke berbagai daerah di indonesia, peluang sektor perbankan untuk mewujudkan inklusif keuangan bukan lagi sekedar angan-angan. Terlebih lagi, masyarakat indonesia sebagai pengguna internet dan sosial media terbesar ke-4 di dunia akan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi sektor perbankan. Mengapa demikian? masyarakat Indonesia memang berjiwa warganet yang sangat tinggi, namun sebagian besar masyarakat masih sangat awam mengenai literasi keuangan khususnya tekfin. Oleh sebab itu, pengguna internet yang tidak memahami literasi tekfin akan menjadi tantangan bagi sektor perbankan untuk mengajak masyarakat menggunakan produk yang berbasis tekfin. Disisi lain, evolusi teknologi yang cepat dipahami oleh masyarakat khususnya warganet akan menjadi peluang perbankan dalam mengoptimalkan produk tekfin. Hal ini ditunjukkan dengan mulai bergesernya selera dan ekspektasi masyarakat ke arah digital baik itu dari segmen pembayaran dan pinjaman. Lantas, bagaimana cara perbankan dalam mengahadapi hambatan tekfin dan memanfaatkan peluang tersebut agar mereka mampu mentransformasi bank ke genggaman tangan nasabah.
Sektor perbankan secara bertahap telah merubah haluan ke arah perbankan digital yang berfondasi pada tekfin. Menurut accenture, ada tiga keputusan yang bisa dilakukan oleh sektor perbankan untuk berubah ke era perbankan digital yang terintegrasi dengan tekfin. Pertama, sektor perbankan harus bertindak secara terbuka pada kesempatan yang akan dihadapi dan peluang yang nantinya mereka peroleh. Perubahan selera nasabah ke arah digital harus disadari perbankan untuk memulai langkah secara terbuka dalam mengubah haluan yang berfondasi pada tekfin. Dengan bertindak terbuka, perbankan akan menyadari peluang tekfin dan juga risikonya pada sistem  keuangan digital. Tindakan kedua yaitu melakukan kolaborasi. Kolaborasi yang sedang ramai dilakukan perbankan adalah dengan startup di bidang tekfin. Kolaborasi ini akan mempermudah dan memperluas akses produk keuangan digital kepada masyarakat. Tindakan terakhir adalah Investasi. Perbankan yang melakukan investasi ke perusahaan startup dengan cara membentuk unit bisnis di bidang layanan keuangan dan pinjaman. Investasi ini akan menambah produk keuangan digital yang memudahkan masyarakat dalam mendapatkan dana dan pinjaman untuk mengembangkan bisnis maupun produk UMKM.
Menurut KPMG, nilai tekfin tidak hanya sebatas meningkatkan inklusif keuangan, tetapi juga akan mendorong kepuasan konsumen dan meningkatkan transparansi. Nasabah akan dimanjakan dengan mudahnya akses ke keuangan pribadi melalui smartphone. Tidak hanya itu, nasabah yang sedang memulai bisnis juga bisa memperoleh pinjaman melalui peer to peer. Pinjaman jenis ini memang kurang melibatkan sektor perbankan karena dari sudut pandang bank risiko peminjaman jenis ini cukup besar untuk didanai, namun pinjaman peer to peer akan menjadi jalan yang akan mengantarkan nasabah ke perbankan. Bisnis nasabah yang mulai stabil berkat pinjaman peer to peer akan beralih ke pinjaman bank untuk mendapatkan dana yang lebih besar. Sehingga peluang tekfin ini akan menjadi dukungan jasa untuk pengembangan bisnis individu khususnya UMKM. Dari sisi perbankan, dengan adanya tekfin maka aspek transparansi ke pengguna akan semakin meningkat. Berbagai transaksi yang dilakukan nasabah dapat diketahui oleh nasabah yang bersangkutan melalui riwayat transaksi yang ada di smartphone. Transparansi ini akan meningkatkan kepercayaan nasabah kepada bank sehingga akan menjadi nilai tambah untuk mendorong kepuasan nasabah dalam melakukan aktifitas keuangan digital.
Peningkatkan keamanan dan kepatuhan pada sistem juga akan menjadi nilai tambah pada implementasi tekfin. Sektor perbankan yang berubah haluan ke digital akan memfokuskan keamanan sistem sebagai fondasinya. Pengembangan tekfin akan selaras dengan pengembangan kode algoritma yang bertujuan untuk meningkatkan program dan keamanan sistem. Keamanan sistem juga akan menjamin alur dan jalannya sistem informasi akuntansi antar departemen yang efektif dan efesien. Sehingga tersedianya layanan sistem keuangan yang terintegrasi akan menjadi nilai tambah pengimplementasian tekfin.
Bagi sektor perbankan, memanfaatkan peluang tekfin akan mendorong tercipatnya kualitas jasa untuk individu. Pelayanan keuangan personal melalui smartphone akan sangat membantu individu dalam mengelola keuangannya secara efektif dan efesien. Pengelolaan keuangan yang termobilisasi secara tidak langsung akan meningkatkan taraf hidup individu karena mereka dapat memonitor pemasukan dan pengeluaran secara berkala. Peningkatan infrastruktur pembayaran dan fasilitas transaksi juga akan berubah ke arah digital. Peluang tekfin untuk menciptakan infrastruktur perbankan digital juga akan terlihat. Pembaruan aplikasi jasa keuangan mobile akan dilakukan untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas perbankan secara bertahap. Sehingga  peningkatan kualitas terebut akan searah dengan peningkatan jasa pendanaan dan pembiayaan digital yang disediakan perbankan.
Mengoptimalkan peluang tekfin pada sektor perbankan bukan berarti tanpa halangan, tantangan untuk memanfaatkan peluang ini juga tidak bisa dihindari. Teknologi yang berubah cepat menjadi tantangan utama yang harus dihadapi perbankan. Salah satunya adalah perkembangan teknologi seperti machine learning ke arah deep learning yang merupakan bagian dari artificial intellegence.  machine learning memungkinkan mesin untuk mengetahui pola perilaku konsumen yang kemudian ditelaah lebih dalam melalui deep learning. Dengan begitu, mesin dapat memprediksi dan memberikan rekomendasi produk keuangan digital yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. evolusi teknologi yang berlangsung cepat harus menjadi perhatian utama perbankan agar pelayanan sektor keuangan ini tidak tertinggal dengan perusahaan startup tekfin.
Ketersediaan pendanaan untuk mengembangkan tekfin menjadi tantangan selanjutnya yang dihadapi perbankan. Dana yang dibutuhkan investasi tekfin yang meliputi program, infrastruktur, hingga fasilitas penelitian dan pengembangan harus tersedia untuk mengembangkan perbankan digital yang inklusif. Oleh sebab itu, memperoleh dana untuk mengembangkan tekfin bukan perkara mudah. Bank besar dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan diuntungkan untuk memperoleh investasi dalam mengembangkan tekfin. Alternatif tindakan yang bisa dilakukan bank kecil untuk memperoleh pendanaan adalah dengan melakukan merger dan kolaborasi dengan perusahaan startup.
Tantangan dari sudut pandang konsumen perlu diperhatikan oleh perbankan. Perubahan selera dan ekspektasi konsumen biasanya terjadi searah dengan perkembangan teknologi. Berkembangnya layanan pembayaran yang disediakan smartphone akan mengubah cara konsumen melakukan transaksi secara digital. Perkembangan teknologi akan merestrukturisasi pola perilaku konsumen secara bertahap. Sehingga perubahan selera konsumen juga akan mengubah ekspektasi konsumen terhadap perbankan untuk menyediakan layanan keuangan digital yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Dari sisi regulasi, dukungan regulator dalam pembuatan peraturan mengenai tekfin harus ditingkatkan. Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pengawas keuangan mempunyai peran yang sangat penting untuk mengembangkan peraturan keuangan yang sejalan dengan perkembangan tekfin. Regulasi yang mendukung implementasi tekfin akan mendorong terciptanya perbankan digital yang akan mentransformasi bank ke dalam genggaman tangan setiap individu.
Dengan adanya tekfin, tantangan dalam mengimplementasikan perbankan digital tidak dapat dihindari. Evolusi teknologi yang berlangsung cepat tidak selaras dengan cepatnya perubahan regulasi yang mendukung tekfin menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh sektor perbankan. Disisi lain, peluang tekfin akan terbuka lebar jika sektor perbankan mampu mengimplementasikan tekfin ke dalam produk perbankan digital. Sehingga manfaat dan keuntungan jangka panjang akan diperoleh perbankan. Manfaat jangka panjang diperoleh perbankan melalui perubahan selera dan cara nasabah melakukan aktifitas keuangan yang sudah bergeser ke arah digital. Oleh karena itu,  Nasabah sebagai konsumen perbankan juga akan mendapatkan nilai tambah dengan meningkatnya ketersediaan berbagai layanan keuangan. Dengan demikian, perbankan digital yang inklusif dapat terwujud melalui tranfrormasi konsumsi layanan keuangan digital ke dalam genggaman tangan setiap individu.

Daftar Pustaka
Accenture (2015). The Future of Fintech and Banking: Digitally disrupted or reimagined?. Retrieved Maret 03, 2018 from https://www.accenture.com/t00010101T000000__w__/de-de/_acnmedia/PDF-8/Accenture-Future-Fintech-Banking-ASG.pdf
KPMG (2017). The nexus between regulation and technology innovation. Retrieved Maret 03, 2018 from https://assets.kpmg.com/content/dam/kpmg/us/pdf/2017/03/reg-tech-pov2.pdf
KPMG (2017). Value of Fintech. Retrieved Maret 03, 2018 from https://assets.kpmg.com/content/dam/kpmg/uk/pdf/2017/10/value-of-fintech.pdf

Komentar

Artikel Terpopuler

KBA Syamsudin Noor, Kompleks Rasa Desa

Aripin Sosok Pemberdaya Masyarakat