Peran Jurnalisme Budaya di Era Sosial Media

Sumber: culturepartnership.eu


Budaya sangat erat kaitannya dengan komunikasi karena budaya selalu diwariskan melalui komunikasi verbal. Komunikasi verbal menjadi sarana yang praktis dan efektif karena dalam komunikasi verbal terdapat unsur emosional yang sangat mempengaruhi penerima. Berbagai jenis budaya disampaikan melalui cara ini. Entah itu budaya yang abstrak seperti tradisi, tindakan dan etika maupun budaya konkret yang diketahui melalui indra seperti seni dan segala anak cabangnya entah itu seni musik, rupa, tari, hingga teater. Perkembangan budaya pada zaman sekarang lebih dinamis searah dengan perkembangan media komunikasi. 

Sekarang ini sebagian besar masyarakat telah menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi utama. Melalui media sosial juga masyarakat mendapatkan berita dan artikel mengenai segala hal tak terkecuali budaya. Ruang media sosial yang sangat luas bisa menjadi sarana yang sangat efektif untuk melestarikan kebudayaan nusantara. Profesi yang bekerja untuk publik seperti jurnalis berperan penting dalam melestarikan budaya nusantara. Tentu saja jurnalis yang secara khusus membuat produk jurnalistik kebudayaan. Oleh karena itu, Keterampilan berbahasa dan bermasyarakat menjadi syarat untuk menekuni bidang jurnalisme ini. 

Selain itu pengetahuan yang mencukupi mengenai budaya nusantara juga dibutuhkan agar wartawan mampu mengetahui banyak hal seputar kebudayaan secara mendalam. Dengan seperti itu secara tidak langsung bidang jurnalisme budaya mampu mempertahankan eksistensi budaya nusantara di tengah berhamburnya informasi yang tersedia media sosial. Lantas bagaimana cara jurnalis menekuni jurnalisme budaya agar mampu menjadi fondasi untuk mempertahankan eksistensi kebudayaan nusantara? 

Berbeda dengan jurnalis pada umumnya yang terbiasa menulis berita melalui wawancara untuk memperoleh informasi dari suatu peristiwa, jurnalis yang berorientasi pada rubrik khusus seperti budaya harus mempunyai pengetahuan mengenai kebudayaan nusantara. Sehingga jargon ‘jurnalis mengetahui sedikit tentang banyak hal’ tidak berlaku untuk jurnalisme yang bersifat khusus ini. Oleh sebab itu pola jurnalisme spesialis yang menguasai lingkup kebudayaan ini menjadi jurnalisme tersendiri yang disebut jurnalisme budaya. 

Jurnalisme budaya secara gamblang dapat didefinisikan sebagai segala bentuk kebudayaan yang mendukung terciptanya tindakan jurnalistik. Bentuk kebudayaan seperti gagasan, tindakan berupa tradisi hingga karya dalam bentuk seni menjadi ruang lingkup kerja jurnalisme budaya. Pengetahuan yang dimiliki jurnalis tentang kebudayaan akan menjadi dasar berpikir untuk mendapatkan informasi penting dari observasi dan pengamatan jika objek budaya yang akan dimuat adalah dalam bentuk tradisi kebudayaan. 

Pengamatan secara langsung pada tradisi menjadi metode utama untuk menggali fakta dan informasi secara jelas dan rinci. Kemudian disempurnakan melalui wawancara kepada tokoh masyarakat setempat untuk mendapatkan informasi yang tidak bisa diperoleh dari pengamatan, misalnya latar belakang tradisi hingga fungsi dan peran tradisi tersebut pada pola hidup masyarakat yang pastinya memiliki nilai sosial dan moral untuk disampaikan kepada publik. 

Peradaban yang kita nikmati dalam lingkup kebudayaan tak lepas dari peran jurnalisme budaya yang mengemas berbagai informasi dan fakta suatu budaya dalam bentuk video, foto, dan tulisan jurnalistik. Karena dengan adanya jurnalisme budaya, kita dapat mengetahui berbagai ciri khas kebudayaan yang ada di berbagai daerah seluruh nusantara. Terlebih lagi, kita juga dapat mengetahui asal-usul munculnya sebuah kebudayaan hingga cara masyarakat setempat mempertahankan budaya tersebut. 

Namun terlepas dari itu, peran utama jurnalisme budaya yang mungkin tidak kita sadari yakni sebagai fondasi untuk mempertahankan eksistensi kebudayaan baik itu budaya dalam bentuk aktivitas dan tradisi maupun karya seni. Oleh karena itu, peran penting tersebut diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan kebudayaan nusantara yang telah menjadi ciri khas indonesia sejak zaman dahulu kala.

Komentar

Artikel Terpopuler

KBA Syamsudin Noor, Kompleks Rasa Desa

Aripin Sosok Pemberdaya Masyarakat