Aripin Sosok Pemberdaya Masyarakat



Mungkin sering diantara kita yang berpikir bahwa kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan mempunyai batasan tersendiri. Batasan itu muncul jika hal yang seharusnya bisa kita lakukan tidak didukung oleh sumber daya yang relevan. Sumber daya itu bisa berasal dari lingkungan kerja atau juga perasaan dan pikiran. Bahkan harapan dari orang tersayangpun juga menjadi sumber daya yang kuat dalam membangun tindakan. Inilah yang menjadi pemicu pendiri Yayasan Rumah kreatif dan Pintar M. Aripin dalam mengenali batasan hingga berhasil melewatinya dalam perjalananya membangun yayasan.

Sebagian besar orang yang berdomisili di kalimantan selatan mungkin sudah mengenal M. Aripin sebagai sosok anak muda yang memberdayakan masyarakat terutama yang mengalami masalah ekonomi dan pendidikan. Sosok yang akrab dipanggil Aripin ini adalah seorang sosiopreneur yang mengolah dan membuat berbagai produk kerajinan tangan khas kalimantan selatan dengan tujuan untuk pemberdayaan anggota dan mitra pengarajinnya. Sebagian bahan untuk membuat berbagai produk olahan tangan ini juga berasal dari bahan-bahan bekas yang tidak digunakan lagi. Sehingga tidak hanya memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan taraf ekonomi, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga lingkungan dengan mengolah ulang berbagai bahan yang tak terpakai menjadi barang unik dan kreatif yang mempunyai nilai tambah ekonomi.

Namun, layaknya bibit pohon kecil yang berkembang dan tumbuh tinggi menjulang, pasti ada proses panjang yang mengantarkan Aripin menjadi sukses seperti sekarang. Sukses yang tidak hanya diukur dari hal material, namun juga aspek dan yang tak terlihat seperti emosional berupa rasa kemanusiaan dan kepedulian yang tinggi kepada anak-anak jalanan dan pinggiran.

Beralamat di Jalan cempaka raya komplek agraria II, sekitar 70 meter dari mulut gang 1 akan terlihat papan nama berukuran sedang bertuliskan yayasan rumah kreatif dan pintar. Rumah satu lantai dengan halaman yang cukup luas itu menjadi tempat kegiatan anggota yayasan. Raut wajah bahagia Aripin terukir jelas ketika sedang membantu anak difabel yang berkomunikasi dengan Faisal anggota AIESEC (International Association of Students in Economic and Commercial Sciences) dari ULM dan Rosa, Exchange partisipant AIESEC berkebangsaan Spanyol. Ruang tamu rumah kreatif dipenuhi dengan produk kreatif mulai dari tas purun, baju sasirangan, hingga cendramata khas kalimantan selatan yang pastinya dibuat sendiri oleh anggota yayasan. Aripin dengan hangat menyambut dan mempersilakan kami untuk mengamati berbagai produk yang ada di rumah kreatif. “kemarin dari Telkom Banjarmasin juga ada datang kemari” Kata Aripin sebagai tanda memulai percakapan.

Berawal dari Lingkungan Sekolah

Aripin memulai ceritanya dengan membagikan kisah yang melatar belakangi jalan hidupnya mulai merintis ide rumah yayasan kreatif hingga sekarang. Bermula dari profesinya sebagai guru di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di Banjarmasin. Dia menjalani preofesi tersebut selama 5 tahun dan menduduki jabatan struktural yang meyakinkan. Di SMK yang menjadi tempatnya bekerja siswanya adalah yang ekonominya menangah ke bawah. Dari tempatnya bekerja itulah Aripin termotivasi untuk membuat kurikulum sendiri untuk mengikuti lomba di Kemendikbud.
Kurikulum yang dibuat dilatar belakangi siswa yang tidak mampu membayar SPP yang mengakibatkan siswa tidak bisa mengikuti ujian, sehingga Aripin membuat project untuk siswa tersebut. Sehingga setelah jam sekolah selesai, Aripin dan beberapa siswa akan mengerjakan project wirausaha tersebut, Dia mengajarkan siswa mulai dari membuat brosur hingga bermitra dengan perusahaan pengadaan properti sebagai target penjualan teralis dan pagar. Karena Aripin lulusan teknik mesin, maka produk yang dihasilkan ketika itu berupa perlengkapan mebel sederhana. Dengan ide itu, Dia mengikuti lomba nasional dan mendapatkan penghargaan dari menteri Pemuda dan Olahraga.

Selama 5 tahun mengabdi menjadi guru sekaligus mengerjakan wirausaha tersebut, peminatnya makin banyak dan menjadi membebani dia dalam mengatur waktu. Sebagai informasi waktu mengerjakan produk usaha tersebut adalah ketika selesai mengajar di sekolah sampai ke malam hari. Aripin berpikir jika diteruskan seperti ini maka waktu bersama keluarga juga akan terkorbankan. sehingga setelah mendapatkan penghargaan melalui karya tulis project sosioprenuer itu, maka Aripin memikirkan langkah selanjutnya yang ingin diambil agar bisa memperluas projeknya. Momen itupun diputuskan oleh Aripin sebelum penerimaan CPNS. Akhirnya untuk memperluas ruang gerak projeknya, Dia memutuskan untuk berhenti menjadi guru.

Memulai Langkah Mewujudkan Impian Orang Tua

Memulai kembali dari bawah dengan ide socialpreneur yang sudah tertanam di kepala, aktifitas pertama Aripin dan timnya adalah mengamen di siring Banjarmasin, hasil yang didapatkan itu adalah untuk membeli peralatan usaha sederhana. Sebuah kelompok yang mempunyai tujuan, namun belum ada identitas nama dan kedudukan. Akhirnya dari situ mereka merundingkan untuk membentuk suatu Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar yang awalnya berfokus pada pengembangan anak-anak jalanan, broken home, dan lain-lain. Program kewirausahaan yang produknya dibuat sendiri oleh anggota yayasan dan hasil penjualannya juga digunakan untuk pemberdayaan anggota dan masyarakat seperti pendidikan hingga sarjana dan memperluas penjualan mitra usaha kerajinan daerah.

Hasil yang diperoleh Aripin ini juga merupakan cita-cita orang tua yang telah tiada. Ketika memulai yayasan ini dari titik nol, Aripin mendapat celotehan dari almarhum Ibunya ‘kenapa tidak sekalian membuat sekolah (yayasan) aja’ katanya, celotehan yang niatnya suci ini memotivasi Aripin untuk mewujudkan apa yang diinginkan orang tuanya. Impian orang tua agar anaknya bisa membaangun yayasan sendiri dapat terwujud dengan kemauan kuat dan kerja keras Aripin. Akar impian orang tua yang begitu kuat itu juga menjadi inspirasi dan motivasi Aripin ketika Dia menghaapi berbagai kesulitan dan tantangan  besar selama membangun yayasn. Hasil dan manfaat kemanusiaan dari yayasan ini merupakan hadiah yang tak ternilai dari Aripin untuk kedua orang tuanya.

Memberdayakan masyarakat khususnya anak-anak jalanan, kurang mampu, broken home dan tunawisma melalui usaha kreatif bukan perkara mudah, usaha keras yang diikuti kemauan berkelanjutan untuk memberdayakan masyarakat menjadi peran penting yang dimiliki oleh Aripin. Kemauan kuat untuk membantu orang lain itu semoga bisa menjadi contoh yang baik bagi kita untuk selalu melaksanakan tindakan yang benilai kemanusian agar kehidupan yang lebih baik dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang jabatan, kelompok, dan golongan.

Komentar

Artikel Terpopuler

KBA Syamsudin Noor, Kompleks Rasa Desa