Konsep Zero Waste sebagai Fondasi untuk Mewujudkan Keberlanjutan Pangan

Sumber: wastelandrebel

Ketahanan dan keberlanjutan pangan merupakan topik yang sangat luas jika dibahas secara menyeluruh. Oleh sebab itu, mengecilkan ruang lingkup pembahasan tanpa mengabaikan substansinya akan lebih bermanfaat daripada membahas gagasan luas yang sukar diwujudkan melalui penerapan secara praktik. Oleh karena itu, esai ini akan memfokuskan satu konsep yang akan menjadi fondasi untuk mewujudkan keberlanjutan pangan. 

Konsep zero waste adalah gagasan sederhana yang sangat luar biasa sebagai kunci untuk mencapai ketahanan dan keberlanjutan pangan. Konsep ini mulai digunakan oleh Bea Johnson sebagai gaya hidup keluarganya sejak tahun 2008. Dia menyampaikan kunci dari gaya hidup zero waste tidak terletak pada mendaur ulang sampah, melainkan mengurangi sampah tanpa mengurangi konsumsi. Oleh sebab itu, penulis mencoba menghubungkan konsep zero waste dengan keberlanjutan pangan. Alur berpikir yang digunakan penulis berfondasi pada Toko Zero waste yang melibatkan stakeholder terkait untuk mewujudkan keberlanjutan pangan. 

Secara sederhana, konsep zero waste adalah mengonsumsi kebutuhan tanpa meninggalkan sampah ke tanah dan lingkungan sekitar. Lalu, bagaimana dengan sampah kemasan? Inilah yang menjadi kunci konsep zero waste, individu yang menerapkan gaya hidup ini akan membuat produk mereka sendiri tanpa menggunakan kemasan. Tetapi tidak semua orang bisa membuat produk mereka sendiri. Oleh sebab itu mereka membentuk toko berkonsep zero waste yang bertujuan untuk mengajak masyarakat mengikuti gaya hidup ini. 

Toko zero waste merupakan toko yang menjual berbagai kebutuhan tanpa menggunakan kemasan. Toko tersebut hanya menggunakan toples dengan berbagai ukuran sebagai wadah dari barang-barang yang mereka jual. Pembeli bisa membeli atau membawa sendiri toples kaca yang bisa digunakan secara berkelanjutan sebagai wadah pengganti plastik. Sehingga, konsep zero waste menjadi fondasi untuk merubah pola pikir yang tadinya berorientasi pada meminimalkan sampah menjadi menihilkan sampah. 

Terkait dengan keberlanjutan pangan, Toko zero waste akan menjadi tolak ukur untuk meningkatkan produktifitas dan keamanan pangan dengan cara menihilkan aktivitas operasional yang tidak memberikan nilai tambah. Konsep zero waste akan diimplementasi pada produksi petani dan pekebun yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas hasil panen. Oleh karena itu, jika semua stakeholder terkait bisa memberikan kontribusi untuk mencapai keberlanjutan pangan, maka toko zero waste akan menjadi alternatif utama masyarakat untuk mewujudkan konsumsi tanpa buangan, makanan yang lebih bernutrisi, dan meningkatkan produktifitas pertanian.

Konsep zero waste berperan sangat penting dalam mengubah cara individu melakukan konsumsi ke arah yang mendukung keberlanjutan pangan. Stakeholder terkait seperti lembaga penelitian dan pendidikan, petani dan pekebun, investor, perusahaan startup, hingga  pemerintah mempunyai peran masing-masing yang tujuan akhirnya akan mewujudkan ketahanan dan keberlanjutan pangan. Dimulai oleh Petani dan pekebun yang bersinergi melakukan kerjasama dengan peneliti dan perguruan tinggi. Kerjasama ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian untuk meningkatkan nilai gizi dan produktifitas berbagai produk pangan. 

Lembaga penelitian berperan dalam pengembangan dan konservasi pertanian dan perkebunan. Penelitian dan pengembangan di bidang pertanian akan menginovasi metode pertanian tradisional ke metode modern. Selain itu, lembaga pendidikan akan berperan melalui pengabdian pengetahuan untuk membantu petani mengimplementasikan metode pertanian yang modern misalnya dengan menggunakan sistem aerophonic dan hydroponic. Metode pertanian yang tidak bergantung pada musim akan meningkatkan produktifitas petani untuk mencukupi ketersediaan pangan. Kemudian, produk yang dihasilkan petani dan pekebun selaku produsen utama akan didistribusikan ke toko zero waste. 

Toko zero waste selain menjadi titik penghubung antara pembeli dan produsen, toko tersebut memiliki peran utama yakni menyediakan produk yang bebas dari pengawet dan tanpa kemasan sehingga produk berupa beras, sayur, buah, dan kacang-kacangan yang dijual akan memiliki nilai gizi dan kesegaran yang tinggi.

Peran investor akan muncul sebagai penyedia dana untuk produsen yaitu petani dan pekebun. Sistem peminjaman dana peer to peer dan crowdfunding akan menjadi alternatif utama untuk mendapatkan dana dari investor yang akan disalurkan langsung ke bidang agrikultur. Produsen akan mendapatkan kebutuhan dana dari investor dan dukungan inovasi teknologi pertanian dari lembaga penelitian dan pendidikan. Sehingga, Para produsen akan menghasilkan pangan yang jauh lebih produktif dan bernutrisi tinggi.

Melalui peminjaman dana peer to peer dan crowdfunding toko zero waste juga akan berkembang. Kebutuhan dana yang dihimpun dari investor akan menjadi modal yang bertujuan untuk memperbanyak jumlah toko zero waste, mengembangkan produk tanpa kemasan, dan menjadi toko utama sebagai penyedia bahan pangan yang diproduksi para petani dan pekebun. 

Toko zero waste akan dikembangkan dengan cara franchise hingga ke seluruh indonesia. Jenis usaha franschise dipilih karena membuat toko zero waste yang baik memerlukan sistematika panduan dan alat-alat yang mendukung. Oleh sebab itu, Standard Operasional Procedure (SOP) dibutuhkan untuk membuat toko tersebut. 

Perusahaan startup akan mengambil peran dalam menyediakan kebutuhan pasar elektronik agar toko zero waste bisa dijangkau secara online melalui aplikasi dan website. Sehingga, toko zero waste akan menjadi mata rantai penghubung antara konsumen dan produsen secara luas. 

Dalam sudut pandang regulasi yang mendukung toko zero waste, pemerintah akan berperan untuk mengembangkan peraturan mengenai keamanan dan kesehatan pangan agar mendorong masyarakat peduli dengan makanan yang mereka konsumsi. Oleh karena itu, kolaborasi antara petani, pemerintah, pelaku usaha, investor, lembaga penelitian dan pendidikan dibutuhkan untuk meningkatkan produktifitas pertanian agar kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi. Selain itu, kolaborasi tersebut juga akan meningkatkan kualitas pangan yang lebih sehat agar kebutuhan nutrisi bisa dinikmati secara inklusif. Sehingga, peningkatan produktifitas pangan akan selaras dengan peningkatan kualitas pangan yang lebih sehat.

Menjadikan konsep zero waste sebagai tolak ukur pada produksi pangan dan pembuatan produk makanan akan mampu mewujudkan ketersediaan, keamanan dan kesehatan makanan. Terlebih lagi, jika konsep zero waste dijadikan pemerintah sebagai fondasi untuk meningkatkan regulasi pangan, maka ketersediaan, keamanan dan kesehatan pangan yang keberlanjutan pangan dapat diwujudkan.


Referensi

Jonson, Bea (2017), TEDX TALK: Zero waste is not recycling more, but less. TED Talk. Retrieved Maret 03, 2018 from  https://zerowastehome.com/2017/01/tedx-talk-zero-waste-is-not-recycling-more-but-less/

Komentar

Artikel Terpopuler

KBA Syamsudin Noor, Kompleks Rasa Desa

Aripin Sosok Pemberdaya Masyarakat