Sumber: marketeers.com

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan. Proses untuk mengolah barang akan memiliki kemajuan searah dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Oleh karena itu terjadi perubahan sarana dan peralatan yang digunakan dalam memproses barang yang biasa disebut Revolusi Industri. Revolusi dari sistem produksi seperti yang dikutip dari situs Accenture, Perusahaan Global penyedia jasa Konsultasi Manajemen, antara lain:

Akhir abad ke 18, mengenalkan fasilitas mekanisme produksi yang ditenagai oleh air dan uap.
Awal abad ke 20 yang berlangsung sejak 1901, dikenalkannya produksi dalam jumlah besar atau masal berdasarkan dari pembagian pekerja yang ditenagai oleh energi listrik. Tahun 70an, dimulai industri ketiga pengenalan teknologi dan teknlogi informasi untuk otomatisasi produksi. Dan sekarang meneruskan dari yang ketiga, memasuki era ke empat sistem produksi akan berorientasi pada dunia nyata (physical) dan dunia maya (Cyber) melalui Produksi yang dilakukan oleh mesin. 

Bagaimana Dampaknya di Indonesia

Revolusi industri ke empat dicetuskan pertama kali di jerman pada tahun 2011, dan menjadi topik utama pertemuan world economic forum di Davos, swiss 2016. 

Dilansir dari situs berita Sindo. Benny soetrisno,staf khusus menteri perindustrian mengatakan hambatan untuk mengimplementasikan industri 4.0 adalah konektivitas internet, oleh sebab itu dibutuhkan dukungan dari regulasi pemerintah, skill, dan teknlogi. “kalau tenaga kerja di bidang manufaktur, memang akan mengurangi pekerja manual. Tetapi manufaktur bukan hanya proses produksi melainkan di mulai dari bahan persiapan baku hingga proses akhir. Di tersier ini kebutuhan tenaga kerja paling besar”

Dikutip dari harian sindo. Menteri perindustrian, Airlangga Hartarto menuturkan revolusi industri 4.0 tidak bisa dihindari dan akan menjadi peluang baru sehingga indonesia perlu mempersiapkan diri. Kita perlu menginformasikan kepada stakeholder bahwa industri 4.0 ini bukan didepan mata tapi sudah berjalan. Ke depan kebijakan industri harus diseleraskan sesuai dengan perkembangan teknologi. Beberapa industri dalam negeri yang sudah siap menjalankan industri 4.0 dalam proses operasinya adalah semen, petrokimia, automotif, makanan dan minuman.

Ketika suatu negara mulai memasuki industri 4.0, pertumbuhan industri yang menyeluruh dan berkelanjutan cenderung terjadi, oleh karena itu kementrian perindustrian telah menyiapkan empat langkah strategis agar indonesia mengimplementasikan industri 4.0:

Pertama; pihaknya tengah mendorong agar angkatan kerja di indonesia terus belajar dan meningkatkan keterampilannya untuk memahami penggunaan internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri. 

Kedua yakni pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smart UKM. 

Ketiga, pihaknya meminta kepada industri nasional dapat menggunakan teknologi digital seperti Big Data atau otomatisasi industri yang digunakan untuk mengoptimalkan jadwal produksi berdasarkan supplier, pelanggan, ketersediaan mesin dan kendala biaya. Tujuannya kenaikan efesiensi dan saving cost sekitar 12-15 %..

Langkah keempat adalah inovasi teknologi melalui pengembangan startup dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis. Upayanya; mendorong penciptaan wirausaha berbasis teknologi yang dihasilkan dari beberapa technopark yang dibangun di beberapa wilayah di indonesia.

Komentar

Artikel Terpopuler

KBA Syamsudin Noor, Kompleks Rasa Desa

Aripin Sosok Pemberdaya Masyarakat